Wahyu Sumarsana Wilis

Raja basurata ingin mewariskan takhta kepada Basuketi, dan kamunayasa akan dinobatkan di negara Purwacarita. Basuketi menjunjung parintah raja, tetapi Kamunayasa tidak mau , sebab ingin menjadi pendeta.

Hyang Narada datang di Mandura, minta bantuan agar Kamunayasa membunuh Kala Iramba yang ingin menguasai kahyangan. Raja Basutara mengijinkan, dan kamunayasa menyanggupinya.

Janggan Asmara sedang bertapa. Tubuhnya memancarkan sinar dan menyilaukan tempat kanan kiri. Putut Supalawa iri hati, lalu mendatanginya, ingin membatalkan tapa janggan Asmara. Janggan Asmara diganggu lalu marah, terjadilah perkelahian. Gandarwa Maya datang memisahnyaa. Mereka dinasehati agar berhati suci dan sungguh-sungguh bertapa kelak akan memperoleh wahyu.

Batara Maya terancam oleh Kala saniskara. Dua muridnya bernama Nala Wucika dan dawala membela kehormatan gurunya. Kedua murid tidak mampu melawan kala saniskara. Batara Maya terpaksa melawn, dan kala saniskara kalah, terbuka rahasianya. Kala Saniskara menjadi Batari Kanastren. Batari kanastren ingin ikut Batara maya turun ke dunia. Batara maya tidak memperbolehkan turun bersama. Batari kanastren boleh turun di dunia setelah Batara maya lebih dahulu turun.

Raja Basutara dan basuketi datang di Repat Kepanasan memerangi kala Iramba. Keduanya kalah. Kamunayasa datang membantu tetapi juga kalah, bahkan digertak dan terlempar jauh.

Gaandarwa Maya, Janggan asmara dan Putut Supalawa menunggu pohon Sumarwana yang telah berbuah. Pohon Sumarsono memancarkan sinar, pertanda wahyu telah turun. Janggan Asmara dan Putut Supalawa berebut akan memetiknya. Mereka berkelahi.

Kamanayasa mengabdi kepada Batara Maya. Ketika berjalan-jalan manumayasa melihat buah pohon sumarsana. Buah akan dipetiknya, tetapi tiba-tiba hilang. Kamunayasa sedih. Batara Maya tahu kesediahan kamunayasa. Ketika buah Sumarsana lewat segera dipegang lalu dipuja menjadi wanita cantik diberi nama Sumarsana wilis. Kamunayasa disuruh memperistri Sumarsana wilis.

Gandarwa Maya, janggan Ansmara dan Putut Supalawa ingin mengabdi dan ikut menikmati wahyu yang diperoleh Kamunayasa. Janggan Asmara dabn Putut Supalawa disuruh mendirikan pertapaan wukir Retawu.

Kamunayasa kembali ke Repat Kepanasan dan mengalahkan Kala Iramba. Prajurit Kala Iramba datang hendak membalasa kematian Rajanya. Tetapi semua mati oleh Kamunayasa. Kamunayasa menghadap dewa Hyang Girinata memberi hadiah bumi wukir Retawu.
LihatTutupKomentar