Pratalaretna, dengan Rajanya Prabu Darmasara sedang dirundung malang, karena kehadiran Dewi Sri di negara tersebut mengundang kerumitan masalah. Banyak raja yang melamar Dewi Sri kalau ditolak, tak lain ancaman yang datang. Pada suatu hari, berkumpulah Prabu Darmasara, dengan istrinya, Dewi Darmawati, dan putranya Dewi Darmarini, serta Dewi Sri. Mereka sedang menerima untuk menyampaikan permintaannya tersebut kepada Raden Sadana. Berangkatlah Resi Nagatatmala menemui Raden Sadana, segala permintaannya diceritakan, namun oleh Raden Sadana ditolak, sehingga terjadilah perang. Raden Sadana dapat dikalahkan oleh Resi Nagatatmala. Kepada Dewi Sri, segala hal ihwal diceritakan, akhirnya Resi Nagatatmala diambil putra oleh Dewi Sri. Dewi Darmarini juga diambil putra, keduanya lalu dikimpoikan. Bersukacitalah Prabu Darmasara berserta istrinya, apalagi musuh yang mengancam negara Pratalaretna sudah dapat dikalahkan oleh Patih Jayalegawa. Dewi Sri, dengan diiringi oleh Raja Pratalaretna beserta istri berangkat ke Negara Wiratha. Resi Nagatatmala melanjutkan perjalananya ke Astina, untuk memboyong Prabu Kresnadipayana. Di Negara Wiratha Prabu Matswapati menerima banyak tamu: Dewi Sri bersama Prabu Darmasara dan istrinya, Dewi Darmarini istri Resi Nagatatmala, Prabu Kresnadipayana, dan juga Resi Kanekaputra, yang diutus oleh Hyang Girinata. Para putrapun telah menghadap raja. Berkatalah Hyang Narada, Kaki Prabu Matswapati, bahagialah anda beserta seluruh warga negara Wiratha, Dewi Sri telah berada di Wiratha, aku datang kemari, tak lain hanya membawa Resi Nagatatmala ke kahyangan. musuh telah mengancam. Raja Guwarejeng, Prabu Suryakumala, memaksakan diri meminta bidadari Dewi Warsini, untuk diperistri. Hyang Guru tak mengizinkannya. Sang Prabu Matswapati sangat bersukahati dapat membantu para dewa, direlakanlah Resi Nagatamala Ke kahyangan beserta resi Narada dan Hyang Bayu. Sepeninggal para dewa, laporan masuk ke istana Wiratha, musuh menyerang. Oleh sang raja diperintahkan segala prajurit menghadapinya. Ternyata prajurit dari Guwarejeng tumpas habis, Prabu Suryakumala dan Sasradewa mati oleh Prabu Kresnadipayana. Sisa prajurit dari Guwarejeng yang masih hidup melarikan diri. Bersukacitalah seluruh istana Wiratha merayakan kemenangan.
Sri Mantuk
Pratalaretna, dengan Rajanya Prabu Darmasara sedang dirundung malang, karena kehadiran Dewi Sri di negara tersebut mengundang kerumitan masalah. Banyak raja yang melamar Dewi Sri kalau ditolak, tak lain ancaman yang datang. Pada suatu hari, berkumpulah Prabu Darmasara, dengan istrinya, Dewi Darmawati, dan putranya Dewi Darmarini, serta Dewi Sri. Mereka sedang menerima untuk menyampaikan permintaannya tersebut kepada Raden Sadana. Berangkatlah Resi Nagatatmala menemui Raden Sadana, segala permintaannya diceritakan, namun oleh Raden Sadana ditolak, sehingga terjadilah perang. Raden Sadana dapat dikalahkan oleh Resi Nagatatmala. Kepada Dewi Sri, segala hal ihwal diceritakan, akhirnya Resi Nagatatmala diambil putra oleh Dewi Sri. Dewi Darmarini juga diambil putra, keduanya lalu dikimpoikan. Bersukacitalah Prabu Darmasara berserta istrinya, apalagi musuh yang mengancam negara Pratalaretna sudah dapat dikalahkan oleh Patih Jayalegawa. Dewi Sri, dengan diiringi oleh Raja Pratalaretna beserta istri berangkat ke Negara Wiratha. Resi Nagatatmala melanjutkan perjalananya ke Astina, untuk memboyong Prabu Kresnadipayana. Di Negara Wiratha Prabu Matswapati menerima banyak tamu: Dewi Sri bersama Prabu Darmasara dan istrinya, Dewi Darmarini istri Resi Nagatatmala, Prabu Kresnadipayana, dan juga Resi Kanekaputra, yang diutus oleh Hyang Girinata. Para putrapun telah menghadap raja. Berkatalah Hyang Narada, Kaki Prabu Matswapati, bahagialah anda beserta seluruh warga negara Wiratha, Dewi Sri telah berada di Wiratha, aku datang kemari, tak lain hanya membawa Resi Nagatatmala ke kahyangan. musuh telah mengancam. Raja Guwarejeng, Prabu Suryakumala, memaksakan diri meminta bidadari Dewi Warsini, untuk diperistri. Hyang Guru tak mengizinkannya. Sang Prabu Matswapati sangat bersukahati dapat membantu para dewa, direlakanlah Resi Nagatamala Ke kahyangan beserta resi Narada dan Hyang Bayu. Sepeninggal para dewa, laporan masuk ke istana Wiratha, musuh menyerang. Oleh sang raja diperintahkan segala prajurit menghadapinya. Ternyata prajurit dari Guwarejeng tumpas habis, Prabu Suryakumala dan Sasradewa mati oleh Prabu Kresnadipayana. Sisa prajurit dari Guwarejeng yang masih hidup melarikan diri. Bersukacitalah seluruh istana Wiratha merayakan kemenangan.