Sementara itu Dewi Trijata, anak Wibisana, yang dahulu  selalu   melindungi Dewi Sinta dari kejahatan  Prabu Dasamuka, hanya bisa  pasrah   menerima nasib.  Mungkin sudah kehendak dewata, ia harus kawin  dengan  Jembawan, karena supata uwaknya (Rahwana) masih terngiang ngiang  ditelinganya. Ia  akan kawin dengan kethek tuwek mbleketrek. (kera tua  jelek). Namun  Trijata tetap berharap agar pria idaman hati, Laksmana  mau menolong  dirinya dari kesengsaraan ini.
 
 
Sementara itu sudah beberapa hari ini Jembawan tak bisa tidur dengan nyenyak. .Untuk menghilangkan pikiran yang kacau itu, Jembawan membawa dirinya kemana saja. Ia tidak tahu lagi kemana harus pergi. Mau ke Taman Asoka, menemui Trijata, takut kalau ditolah. Maka ia pun terus berjalan tanpa arah tujuan. Akhirnya sampalah perjalanan Jembawan ke Bukit Maliawan. Jembawan memasuki sebuah goa dibawah bukit Maliawan, disanalah Jembawan pergi bertapa..Setelah empat puluh hari empatpuluh malam, ternyata bertapanya Jembawan itu mengakibatkan Kahyangan Jonggringsaloka, bagai kena gempa, kawah Candradimuka, meletup letup memancarkan lahar panas dan awan panas., bunga bunga pada layu, para Dewa dan Dewi merasa gerah kepanasan. Melihat situasi seperti ini Bathara Guru memerintahkan Bathara Narada turun kebawah, mencari sumber penyebabnya. Bathara Naarada pun segera turun ke Marcapada.
 
 
  
 
  
 
Sementara itu sudah beberapa hari ini Jembawan tak bisa tidur dengan nyenyak. .Untuk menghilangkan pikiran yang kacau itu, Jembawan membawa dirinya kemana saja. Ia tidak tahu lagi kemana harus pergi. Mau ke Taman Asoka, menemui Trijata, takut kalau ditolah. Maka ia pun terus berjalan tanpa arah tujuan. Akhirnya sampalah perjalanan Jembawan ke Bukit Maliawan. Jembawan memasuki sebuah goa dibawah bukit Maliawan, disanalah Jembawan pergi bertapa..Setelah empat puluh hari empatpuluh malam, ternyata bertapanya Jembawan itu mengakibatkan Kahyangan Jonggringsaloka, bagai kena gempa, kawah Candradimuka, meletup letup memancarkan lahar panas dan awan panas., bunga bunga pada layu, para Dewa dan Dewi merasa gerah kepanasan. Melihat situasi seperti ini Bathara Guru memerintahkan Bathara Narada turun kebawah, mencari sumber penyebabnya. Bathara Naarada pun segera turun ke Marcapada.
 Jembawan
  Dari kejauhan nun  jauh di kaki bukit Maliawan, terpancar  seberkas sinar sebesar sada  lanang (lidi aren).yang mmembubung kelngit,  Bathara Narada segera menuju  kearah sinar itu adn didapatkannya  Jembawan sedang beratpa.  .Dibangunmkannya Jembnawan oleh Bathara  Narada. Jembawan terkejut karena  ada dewa yang turun ke marcapada,  hanya mau menolong dirinya. Bathara  Narada memberitahu kepada Jembawan,  memang Trijata itu mmemang jodohnya  Jembawan.Jadi tiidak  dikejar  kejat ataupun  usaha apapun, pasti  Jembawan dapat mendapatkannya. Namun  Jembawan tetap minta disiasati, agr  kepastian dewa itu bisa segera  menjadi kenyataan.
 
 
Pada mulanya Bathara Narada tidak mau membantu Jembawan, tetapi karena tapanya membikin kegoncangan Kahyangan Jonggringsaloka, maka Bathara Narada pun mau membantunya.Bathara Narada pun bersemadi. Ia memanggil dewa cinta, sanghyang Kamajaya dan Dewi Kamaratih. Sanghyang Kamajaya memberikan pakaian seerti halnya yang dipakai Laksamana. Dengan usapan sekali pada wajah Jembawan, maka berubahlah Jembawan menjadi seorang satria tampan sangat mirip dengan Laksamana. Jembawan tertegun melihat dirinya mernjadfi seorang yang tampan.Bathara Narada kemudian mengirim Laksmana (palsu) ke Taman Asoka. Di Taman Asoka ini, Dewi Trijata menyambutnya dengan suka cita. Mereka mabuk asmara. Biyung emban Taman Asoka melihat gelagat keduanya sudah mulai lupa diri, maka sebelum terlanjuir, sampai jauh, biyung emban, melaporkan kejadian ini pada majikannya, Wibisana.
 
  
Sementara itu Wibisaana sedang mengikuti sidang lengkap para Senapati dan para manggala Kerajaan Pancawati. Walaupun tempatnya di istana Alengka, namun sidangnya sidang lengkap Pancawati. Belum selesai membicarakan keadaan Prajurit Pancawati setelah Perang Alengka, tiba tiba biyung enban datang melapor.pada Wibisana, tentang adanya malingguna maling sakti, yang mennyerupai Bendoro Laksmana di taman Asoka menggannggu keberadaan Dewi Trijata.. Prabu Rama yang ikut mendengar laporan tersebut, menjadi marah kepada adiknya. Laksmana. Laksmana bersumpah bahwa ia tak mungkin melakukannya, karena ia seorang brahmacari, yaitu orang yang telah bersumpah tidak akan kawin sampaii akhir hayatnya.Laksaama segera pergi menuju taman Asoka. Laksmana minta agar maling julig yang ada dalam sentong itu keluar dan adu kerasnya tulang dan wuletnya kulit dengan Laksmana. Laksmana palsupun keluar dari sentongnya, diikuti Dewi Trijata denga perasaan waswas.
 
 
  
  
 
 Pada mulanya Bathara Narada tidak mau membantu Jembawan, tetapi karena tapanya membikin kegoncangan Kahyangan Jonggringsaloka, maka Bathara Narada pun mau membantunya.Bathara Narada pun bersemadi. Ia memanggil dewa cinta, sanghyang Kamajaya dan Dewi Kamaratih. Sanghyang Kamajaya memberikan pakaian seerti halnya yang dipakai Laksamana. Dengan usapan sekali pada wajah Jembawan, maka berubahlah Jembawan menjadi seorang satria tampan sangat mirip dengan Laksamana. Jembawan tertegun melihat dirinya mernjadfi seorang yang tampan.Bathara Narada kemudian mengirim Laksmana (palsu) ke Taman Asoka. Di Taman Asoka ini, Dewi Trijata menyambutnya dengan suka cita. Mereka mabuk asmara. Biyung emban Taman Asoka melihat gelagat keduanya sudah mulai lupa diri, maka sebelum terlanjuir, sampai jauh, biyung emban, melaporkan kejadian ini pada majikannya, Wibisana.
 Trijata
 Sementara itu Wibisaana sedang mengikuti sidang lengkap para Senapati dan para manggala Kerajaan Pancawati. Walaupun tempatnya di istana Alengka, namun sidangnya sidang lengkap Pancawati. Belum selesai membicarakan keadaan Prajurit Pancawati setelah Perang Alengka, tiba tiba biyung enban datang melapor.pada Wibisana, tentang adanya malingguna maling sakti, yang mennyerupai Bendoro Laksmana di taman Asoka menggannggu keberadaan Dewi Trijata.. Prabu Rama yang ikut mendengar laporan tersebut, menjadi marah kepada adiknya. Laksmana. Laksmana bersumpah bahwa ia tak mungkin melakukannya, karena ia seorang brahmacari, yaitu orang yang telah bersumpah tidak akan kawin sampaii akhir hayatnya.Laksaama segera pergi menuju taman Asoka. Laksmana minta agar maling julig yang ada dalam sentong itu keluar dan adu kerasnya tulang dan wuletnya kulit dengan Laksmana. Laksmana palsupun keluar dari sentongnya, diikuti Dewi Trijata denga perasaan waswas.
 Laksmana
  Terjadilah  perkelahian yang hebat. Keduanya saling menampakkan   kesaktiannya.Akhirnya Laksmana berhasil membuka kedok Laksmana palsu,   yang ternyata Jembawan..Melihat kejadian itu hati Trijata sangat   terpukul. Trijata merah marah pada Jembawan Ketika suasana yang tidak   mengenakkan hati, turunlah Bathara Narada, untuk memberi tahu kepada   Trijata, yang pada pokoknya  mereka berdua, yaitu Trijata dan Jembawan   memang sudah jodohnya. Untuk mwnghilngkan rasa kecewa Trijata, Bathara   Narada menghibur Trijata, pada masanya nanti Dewi Trijata akan hidup   bahagia dengan memiliki putera dari Jembawan, kelak akan lahir seorang   gadis cantik, yang  apabila  sudah dewasa nanti, akan menjadi Pernaisuri   seorang Raja, Setelah keduanya akur, maka dilangsungkan pernikahannya,   dengan cukup meriah. Prabu Rama, Dewi Sinta serta Wibisana dan  keluarga  juga para rewanda , menikmati kemeriahan pernikahan Dewi  Trijata dengan  Jembawan. Selesai acara pernikahan, Jembawan membawa  istrinya ke  Pertapaan Gadamadana.
 
Oleh Prabu Rama, Wibisana diangkat menjadi Raja Alengka, menggantikan kakaknya, Prabu Dasamuka. Di waktu Pemerintahan Prabu Dasamuka, Wibisana sudah menjadi Adipati di Singgelapura. Maka pemerintahan Alengka digabung dengan Singgelapura. Berangsur-angsur, nama Alengka semakin redup, dan berganti nama Singgelapura. Negara itu sudah berubah nama untuk kedua kalinya. Pertama pada zaman Prabu Danaraja atau Prabu Danapati yang pada waktu itu bernama Lokapala. Setelah Prabu Danaraja dibunuh oleh Prabu Dasamuka, Lokapala dikuasai dan namanya dirubah menjadi Alengkadiraja. Setelah Wibisana menggantikan Prabu Dasamuka menjadi Raja Alengka, Alengka menjadi Singgelapura. Kelak Singgelapura menjadi mitra Prabu Punta Dewa dalam perang Barata Yudha.
 
Untuk membaca kisah lengkap Ramayana silakan Klik Disini.
 Oleh Prabu Rama, Wibisana diangkat menjadi Raja Alengka, menggantikan kakaknya, Prabu Dasamuka. Di waktu Pemerintahan Prabu Dasamuka, Wibisana sudah menjadi Adipati di Singgelapura. Maka pemerintahan Alengka digabung dengan Singgelapura. Berangsur-angsur, nama Alengka semakin redup, dan berganti nama Singgelapura. Negara itu sudah berubah nama untuk kedua kalinya. Pertama pada zaman Prabu Danaraja atau Prabu Danapati yang pada waktu itu bernama Lokapala. Setelah Prabu Danaraja dibunuh oleh Prabu Dasamuka, Lokapala dikuasai dan namanya dirubah menjadi Alengkadiraja. Setelah Wibisana menggantikan Prabu Dasamuka menjadi Raja Alengka, Alengka menjadi Singgelapura. Kelak Singgelapura menjadi mitra Prabu Punta Dewa dalam perang Barata Yudha.
Untuk membaca kisah lengkap Ramayana silakan Klik Disini.



