Bu Ratri adalah guru kelas 5 di SD Harapan B. Beliau adalah guru yang menyenangkan dan kreatif, terutama pada saat menjelaskan pelajaran matematika. Ibu Ratri sering menggunakan alat peraga yang menarik dalam menjelaskan materi untuk menumbuhkan kreatifitas siswa dalam memahami konsep matematika.
Pada pertemuan yang lalu Ibu Ratri telah menjelaskan berbagai jenis bangun termasuk kubus. Pada kesempatan ini Bu Ratri melanjutkan dengan volume kubus. Di dalam kelas tersedia papan tulis berkotak-kotak dengan ukuran kotak kecilnya 1cm x 1cm. Untuk menjelaskan volume kubus, Ibu Ratri membawa alat peraga kubus yang terbuat dari karton bekas.
Kegiatan diawali dengang presensi dan tanya jawab yang terkait dengan materi di waktu yang lalu. Kemudian Ibu Ratri bertanya "adakah siswa yang ingin menjelaskan volume kubus?" Ali menjawab dengan spontan. "Saya bu, volume kubus yaitu sisi x sisi x sisi." contohnya kubus yang sisinya 2cm berarti volume kubusnya adalah 8 cm. Saya membaca saja di buku bu guru, tapi benarkah begitu?.
Bu Ratri tersenyum " Benar, wah berarti kalian sudah pintar semua, baiklah sekarang kalian kerjakan soal-soal ini, ibu beri waktu sampai waktu istirahat tiba. Tetapi sebelumnya ibu punya soal, ada kubus sisinya 3 cm, berapa volumenya? Tanya Bu Ratri.
Setelah beberapa saat anak berbisik-bisik, ada siswa yang menjawab "saya bu, 27" Benar, nah sekarang semua mengerjakan soal. Selanjutnya siswa mengerjakan soal, ditinggal guru. Tampak beberapa siswa kebingungan.
Pertanyaan!
1. Alternatif jawaban, kebaikan yang dilakukan Ibu Ratri pada pembelajaran matematika di kelasnya yaitu:
a. Tahap pengenalan
Guru telah mengenalkan bentuk kubus dengan benda konkret, pada pertemuan sebelumnya juga telah disinggung bangun kubus.
b. Tahap analisis
Guru telah menjembatani pemahaman konsep dengan pertanyaan-pertanyaan volume kubus.
c. Tahap Deduksi
Siswa mampu menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran.
d. Tahap akurasi
Karena siswa telah berdiskusi tentang volume kubus, berarti siswa menyadari jika pemahaman konsep tidak dikuasai berarti tidak dapat menghitung volume kubus, berarti pula menyadari pentingnya belajar volume kubus.
3. Alat Peraga Yang Dipakai
Pada pertemuan yang lalu Ibu Ratri telah menjelaskan berbagai jenis bangun termasuk kubus. Pada kesempatan ini Bu Ratri melanjutkan dengan volume kubus. Di dalam kelas tersedia papan tulis berkotak-kotak dengan ukuran kotak kecilnya 1cm x 1cm. Untuk menjelaskan volume kubus, Ibu Ratri membawa alat peraga kubus yang terbuat dari karton bekas.
Kegiatan diawali dengang presensi dan tanya jawab yang terkait dengan materi di waktu yang lalu. Kemudian Ibu Ratri bertanya "adakah siswa yang ingin menjelaskan volume kubus?" Ali menjawab dengan spontan. "Saya bu, volume kubus yaitu sisi x sisi x sisi." contohnya kubus yang sisinya 2cm berarti volume kubusnya adalah 8 cm. Saya membaca saja di buku bu guru, tapi benarkah begitu?.
Bu Ratri tersenyum " Benar, wah berarti kalian sudah pintar semua, baiklah sekarang kalian kerjakan soal-soal ini, ibu beri waktu sampai waktu istirahat tiba. Tetapi sebelumnya ibu punya soal, ada kubus sisinya 3 cm, berapa volumenya? Tanya Bu Ratri.
Setelah beberapa saat anak berbisik-bisik, ada siswa yang menjawab "saya bu, 27" Benar, nah sekarang semua mengerjakan soal. Selanjutnya siswa mengerjakan soal, ditinggal guru. Tampak beberapa siswa kebingungan.
Pertanyaan!
- Identifikasikan 2 kebaikan dan kelemahan pembelajaran yang dilakukan oleh Bu Ratri dalam pembelajaran.
- Identifikasi proses pembelajaran Ibu Ratri dikaitkan dengan setiap tahapan belajar Van Hiele.
- Alat peraga apa yang sebaiknya digunakan?
- Susunlah rencana perbaikan dan pembelajaran dari situasi pembelajaran diatas menurut pendapat anda!
1. Alternatif jawaban, kebaikan yang dilakukan Ibu Ratri pada pembelajaran matematika di kelasnya yaitu:
- Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan baik (sesuai dengan pendapat David Ausubel, bahwa pembelajaran yang bermakna jika pembelajaran menghubungkan hal-hal yang dipelajari siswa dengan konsep yang telah dibahasnya)
- Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Robert J H, bahwa anak usia SD memiliki karakteristik bermain, bergerak, senang belajar dalam kelompok, melakukan dan memperagakan sesuatu secara langsung.
- Ibu Ratri menggunakan alat peraga konkret.
- Guru membangkitkan motivasi siswa.
- Guru memberi penguatan.
- Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran.
- Guru melakukan presensi dengan baik.
- Guru kurang menjabarkan secara gamblang cara menghitung volume kubus dengan cara yang sederhana.
- Guru tidak mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran.
- Guru langsung membenarkan jawaban siswa sebelum mengecek jawaban dalam proses pembelajaran.
- Guru belum memanfaatkan papan kotak yang tersedia.
- Guru belum menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum jelas.
a. Tahap pengenalan
Guru telah mengenalkan bentuk kubus dengan benda konkret, pada pertemuan sebelumnya juga telah disinggung bangun kubus.
b. Tahap analisis
Guru telah menjembatani pemahaman konsep dengan pertanyaan-pertanyaan volume kubus.
c. Tahap Deduksi
Siswa mampu menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran.
d. Tahap akurasi
Karena siswa telah berdiskusi tentang volume kubus, berarti siswa menyadari jika pemahaman konsep tidak dikuasai berarti tidak dapat menghitung volume kubus, berarti pula menyadari pentingnya belajar volume kubus.
3. Alat Peraga Yang Dipakai
- Kubus terbuat dari karton bekas
- Kubus KIT
- Kerangka kubus dari besi
- Benda-benda berbentuk kubus.