Tidak Hanya Membuat Hati Menjadi Plong, Menangis Bisa Memberi Manfaat yang Jauh Lebih Besar.

Menangis bukan sekedar pelampiasan perasaan. Menangis merupakan reaksi atas tersentuhnya hati oleh sebuah kejadian. Tangis adalah anugerah bagi kehidupan dan hati agar selalu menyadari fitrah kemanusiaan, tetapi lemah dan tak berdaya atas kuasa Yang Maha Perkasa. Menjadi refleksi ketiadaan juga keterbatasan, tiada yang sempurna di dunia dan tidak ada keabadiaan.

Lalu, mengapa kita menangis? Adakah manfaat air mata kita? Bagi bayi, menangis dapat disimbolkan sebagai pemberitahuan bahwa ada masalah yang sedang terjadi. Bisa sakit, atau merasa sedang tidak nyaman. Sebelum bisa bicara, sebelum mampu tertawa, sebelum bisa berjalan dan berlari, tangis itu sudah ada pada diri tiap manusia.

Tangis merupakan bentuk kepekaan yang bisa menjadi alat pendeteksi perasaan seseorang. Ketika menangis, biarkan menangis, jangan dipendam. Menangis bukanlah kesalahan yang harus dihakimi. Menangis itu kebebasan jiwa untuk mengungkapakan perasaan yang tersimpan, yang tersisa dan terbiarkan di dasar keinginan.

Menangis juga tidak identik dengan cengeng. Menangis menjadi hal pertama yang bisa dilakukan anak keturunan Adam di bumi ini. Tanpa diajarkan pun, semua bayi, semua anak, semua manusia bisa menangis karena tangis merupakan fitrah yang melekat pada kemanusiaan. Menangis pun tidak hanya membuat hati lega dan plong. Lebih dari itu, menangis bisa memberi manfaat yang jauh lebih besar. Dilansir dari lifehack.org, menurut sebuah penelitian ilmiah, menangis bisa membuang racun dari dalam tubuh, membantu meningkatkan imunitas tubuh dan membantu membunuh 90 jenis bakteri di dalam tubuh dalam waktu 5-10 menit.

Menangis bisa merangsang otak untuk melepaskan endorfin yang berfungsi sebagai obat anti nyeri alami. Oleh karena itu biasanya setelah menangis kita akan merasa lebih ringan. Perasaan pun jadi lebih baik. Jadi memang sebaiknya kalau sedang mengalami suatu masalah atau sedang merasa tertekan, redakan dengan mengeluarkan air mata sepuasnya.

Menangis bisa menjadi salah satu cara yang efektif untuk melepas stres, cemas, khawatir, takut, marah, kecewa dan frustasi yang sedang dirasakan atau dipendam. Perasaan negatif yang keluar bersama dengan air mata bisa membuat tubuh kita menjadi sehat secara fisik dan mental.

Jadi, tidak perlu takut dicap cengeng, kalau memang perlu menangis, maka menangislah. Lepaskan perasaan stres, cemas, khawatir, takut, marah, kecewa dan frustasi yang sedang dirasakan demi kestabilan kondisi fisik dan psikis kita.

Dari segi medis yang lain, kegiatan mengundang dan mencurahkan air mata ini memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, khususnya mata. Manfaat tersebut sebagaimana dikutif dari Beliefnet di antaranya :
  1. Membantu penglihatan. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.
  2. Membunuh bakteri. Air mata berfungsi sebagai antibakteri alami. Tanpa obat tetes mata, sebenarnya mata sudah mempunyai proteksi sendiri. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95 % bakteri yang tertinggal hanya dalam 5 menit. Misalnya, bakteri yang terserap dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin, serta tempat-tempat yang mengandung bakteri.
  3. Mengeluarkan racun. William Frey, seorang ahli biokimia yang telah melakukan beberapa studi tentang air mata menyatakan bahwa air mata yang keluar saat menangis karena faktor emosional ternyata mengandung racun. Jadi, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa racun dari dalam tubuh terbawa dan dikeluarkan melalui mata.
  4. Membantu melawan penyakit. Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi. Bagaimanapun, perasaan tertekan dan tersakiti bisa membuat seseorang stres. Endapan stres yang terpendam dengan menahan tangisan inilah yang sering menimbulkan gejala tekanan darah tinggi dan penyakit lainnya yang dipicu oleh stres.
Kandungan Air Mata
Protein
Air mata yang dihasilkan pada saat emosi ternyata mengandung 24 persen protein albumin lebih banyak, yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh. Air mata dihasilkan oleh kelenjar air mata yang posisinya berada di bagian atas pelupuk mata. Protein penting dalam air mata adalah lisozim yang memiliki aksi antibakteri, laktoferim, sekresi antibody Imunoglobin A dan protein yang mengikat lemak.
Elektrolit
Air mata yang mengalir alami memiliki komposisi kandungan air, elektrolit dan molekul-molekul kecil seperti karbohidrat dan lemak, serta enzim-enzim. Selain itu air mata mengandung leusinenkefalin, adrenokortikotropik, dan prolaktin serta beberapa elektrolit, protein pengikat lemak dan Imunoglobulin A. Elektrolit-elektrolit ini keseluruhannya menghasilkan rasa asin, sehingga air matapun rasanya asin.
Lemak
Air mata juga mengandung lemak. Lapisan pertama adalah lapisan minyak/lemak (oily/lipid layer), yang merupakan lapisan terluar air mata, tebalnya sekitar 0,1 mikron dan dihasilkan oleh glandula meibomian, sebasea, dan glandula keringat yang ada di tepi kelopak mata. Terdiri dari cholesteryl ester, kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid. Fungsi utama lapisan ini adalah membuat lapisan air mata menjadi stabil. Dengan sifat hidrofobiknya, lapisan ini mencegah penguapan air mata terlalu cepat. Seperti jika Anda menaruh lapisan lilin di atas cairan, maka akan membuat cairan di bawahnya sulit menguap.
Meski demikian, menangis tidak akan selalu manjur dalam beberapa kondisi. Oleh sebab itu dalam beberapa kesempatan menangis justru tak dapat memberikan dampak seperti yang diperkirakan. Bahkan sebaiknya dihindari. Dalam bekerja misalnya, aktifitas menangis bahkan sebaiknya tak perlu ditampakkan. Mungkin dalam bekerja menangis justru akan ditanggapi sebagai bentuk kelemahan dan sifat menyerah yang sangat dijauhi dalam dunia kerja. Tapi mungkin tak berlaku untuk profesi yang menuntut empati.

Dan hal yang perlu diingat adalah, Tuhan tidak pernah menghakimi makhluk-Nya. Segala derita dan kemelut masalah bukan karena kehendak dan takdir semata, melainkan karena perbuatan kita sendiri. Maka, jangan menghakimi sebuah tangisan dan bijaklah menghadapi tangisan karena kita tak pernah benar-benar tahu dalamnya rasa hati seseorang. Biarkan menangis. Jika tak mampu meredakan, diamlah. Bila tak ingin menyaksikan, tinggalkan sejenak hingga ia menemukan ruang yang tenang. Mungkin ia butuh waktu untuk meluapkan perasaan. Mungkin juga butuh jeda untuk berdamai dengan perasaan dan kenyataan hingga ia mampu untuk mengungkapkan alasan (karena manusia senantiasa mempertanyakan alasan).

Sebagai penutup, Menangislah, tapi jangan menangisi untuk mempertanyakan keadilan Tuhan dalam ekspresi ratapan, serta reaksi ketidakyakinan atas kebesaran Yang Maha Besar. Dengan atau tanpa air mata, tangis tetaplah tangis yang mengekspresikan perasaan atas kenyataan, atas keadaan.
LihatTutupKomentar