Sebelum masuk ke pembahasan tentang globalisasi dan saling ketergantungan antarnegara, sebelumnya telah dibahas tentang Pencak Silat di Era Globalisasi yang mana sebelumnya kita telah mempelajari keterampilan dasar kuda-kuda dalam silat dan mempraktikannya dengan kombinasi pola langkah. Dan di pembahasan awal kali ini kita akan belajar empat jenis keterampilan pasang yang mana sikap pasang merupakan kombinasi sikap kaki dan sikap tangan dengan kuda-kuda maupun tanpa kuda-kuda yang selalu disertai dengan kesiagaan mental dan indera secara total.
Pencak Silat adalah salah satu dari sekian banyak jenis bela diri yang ada di dunia. Pencak silat yang mengutamakan beladiri sebetulnya sejak dahulu sudah ada karena dalam mempertahankan hidupnya manusia harus bertempur, baik manusia melawan manusia maupun melawan binatang buas. Pada waktu itu orang yang kuat dan pandai berkelahi mendapat kedudukan yang baik di masyarakat sehingga dapat menjadi kepala suku atau panglima raja. Lama-kelamaan ilmu berkelahi lebih teratur sehingga timbullah suatu ilmu beladiri yang disebut pencak silat (Mulyana, 2013: 79). Hampir semua daerah di Indonesia terdapat perguruan-perguruan pencak silat dengan ciri khas dan alirannya masing-masing. Pencak silat memiliki berbagai nama sesuai daerah masing-masing seperti bersilat, silek, gayong, cekak, dll. Di Indonesia, pencak silat adalah sebuah budaya dan tradisi warisan turun temurun dari nenek moyang.
Sekarang amati gambar pada tabel berikut.
Kemudian di era globalisasi sekarang ini, tentunya kita sering menyaksikan olahraga bela diri silat ditayangkan dalam acara-acara televisi. Namun, terkadang listrik di rumah tiba-tiba mati, atau yang biasa kita kenal dengan mati lampu. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai perusahaan negara yang mengurus bidang kelistrikan sesungguhnya juga tidak menyukai kejadian mati lampu apalagi padam dalam waktu yang cukup lama. Karena hal tersebut akan sangat mengganggu berjalannya proses Pembangkit–Transmisi–Distribusi energi listrik. Faktor-faktor penyebab mati lampu antara lain adalah: Ketidaksiapan pembangkit, gangguan transmisi atau gangguan distribusi. Faktor yang berpengaruh bisa dari luar dan dari dalam. Faktor luar yaitu: gangguan alam seperti petir, pohon, dan hewan yang menyentuh jaringan, atau galian yang menyebabkan kabel tanah rusak. Sedangkan faktor dalam terjadi pada gangguan komponen dan peralatan yang terpasang pada jaringan.
Nah, kita sebagai warga masyarakat pengguna listrik, tentunya dapat membantu untuk mencegah terjadinya faktor luar guna menghindari terjadinya mati lampu. Mari kita bersama-sama ikut menjaga keberadaan listrik di tengah kita.
Jawab pertanyaan berikut berdasarkan teks. Diskusikan bersama teman untuk mendapatkan jawaban yang lengkap dan tepat.
1. Apa topik/gagasan utama bacaan di atas?
Jawab:
Topik atau gagasan utama bacaan diatas adalah peranan penting energi listrik dan faktor penyebab mati lampu.
2. Apa saja penyebab terputusnya aliran listrik dari stasiun pembangkit hingga ke rumah warga?
Jawab:
Penyebab terputusnya aliran listrik dari stasiun pembangkit hingga ke rumah warga diantaranya ketidaksiapan pembangkit, gangguan transmisi atau gangguan distribusi.
3. Bagaimana mencegah terjadinya mati lampu?
Jawab:
Cara mencegah terjadinya mati lampu adalah dengan menjaga keberadaan listrik di tengah kita.
Di era globalisasi ini tentu saja kita perlu memiliki sikap percaya diri. Meskipun kita tidak memiliki beragam benda elektronik, kita tetap harus percaya diri! Simaklah kisah berikut !
Lani adalah siswa kelas 5 SD Nusantara. Ia dikenal sebagai anak yang pintar dan rajin membaca. Ia juga rajin sekolah dan selalu menyelesaikan tugas sekolah tepat waktu. Nilai-nilai ulangannya selalu berada di atas rata-rata nilai teman-teman di kelas. Selain itu, ia juga sangat ramah, ceria, dan suka membantu teman-teman yang mengalami kesulitan saat mengerjakan tugas sekolah.
Hingga pada suatu hari, Lani sedang memakan bekal sekolahnya di kantin sekolah, Beni datang mendekatinya.
Beni: Lani, kuemu tampak enak, sini aku mau kuemu.
Lani: Ini setengah saja ya, karena aku lapar, tadi pagi aku bangun kesiangan jadi tidak sempat sarapan.
Beni: Sini bagi... pokoknya kau harus berikan kuemu! Lihat tuh baju seragammu sangat kumal, sepatumu juga sobek. Berikan kuemu!!
Lani tertegun mendengar perkataan Beni. Ia baru menyadari, bahwa dirinya memang hanya seorang anak miskin penjaja kue keliling. Ayahnya pekerja serabutan yang tidak menentu penghasilannya. Lani memandangi sepatunya yang tampak mulai menganga, juga seragam sekolahnya yang tidak lagi terlihat warna aslinya.
Sejak hari itu, Lani kemudian menjadi anak yang pemurung, ia tampak selalu sedih dan tidak lagi bersemangat untuk pergi ke sekolah.
Diskusikan pertanyaan berikut bersama teman dalam satu kelompok kecil.
1. Bagaimana karakter tokoh Lani dan Beni?
Jawab:
Lani memiliki karakter pemalu, mudah berkecil hati. Sedangkan Beni memiliki karakter sombong dan angkuh.
2. Bagaimana sikap Beni kepada Lani? Apa yang seharusnya Beni lakukan? Jelaskan dan berikan alasan!
Jawab:
Sikap Beni kepada Lani kurang baik. Seharusnya Beni meminta kue milik Lani tidak dengan cara memaksa serta Beni tidak boleh membeda-bedakan teman apakah itu teman yang kaya atau miskin serta Beni tidak boleh merendahkan dan menghinanya.
3. Bagaimana sikap Lani setelah Beni menghinanya? Apa yang sebaiknya Lani lakukan? Jelaskan dan berikan alasan!
Jawab: Sikap Lani setelah Beni menghinanya adalah Lani berubah menjadi pemurung, tampak selalu sedih dan dia jadi tidak bersemangat masuk sekolah. Yang sebaiknya Lani lakukan adalah tetap semangat bersekolah dan jangan pernah minder hanya karena dia anak seorang penjual kue. Karena walaupun dia hanya anak seorang penjual kue dia termasuk anak yang pintar dan rajin membaca.
Kita diciptakan Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dan dengan bakat serta potensi yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan dan perbedaan ekonomi tersebut hendaknya tidak menjadi sumber perpecahan. Perbedaan tersebut juga tidak perlu mempengaruhi rasa percaya diri.
Terus berusaha, kenali potensi diri, kembangkan bakat yang dimiliki untuk menutupi kekurangan diri, serta selalu tampil percaya diri. Hidup saling menghargai dan saling membantu tentunya akan menjadi modal untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara kita.
Pencak Silat adalah salah satu dari sekian banyak jenis bela diri yang ada di dunia. Pencak silat yang mengutamakan beladiri sebetulnya sejak dahulu sudah ada karena dalam mempertahankan hidupnya manusia harus bertempur, baik manusia melawan manusia maupun melawan binatang buas. Pada waktu itu orang yang kuat dan pandai berkelahi mendapat kedudukan yang baik di masyarakat sehingga dapat menjadi kepala suku atau panglima raja. Lama-kelamaan ilmu berkelahi lebih teratur sehingga timbullah suatu ilmu beladiri yang disebut pencak silat (Mulyana, 2013: 79). Hampir semua daerah di Indonesia terdapat perguruan-perguruan pencak silat dengan ciri khas dan alirannya masing-masing. Pencak silat memiliki berbagai nama sesuai daerah masing-masing seperti bersilat, silek, gayong, cekak, dll. Di Indonesia, pencak silat adalah sebuah budaya dan tradisi warisan turun temurun dari nenek moyang.
Sekarang amati gambar pada tabel berikut.
A. Sikap Pasang Satu yakni sikap dengan kuda-kuda tengah belakang, dengan berat badan di tengah, posisi kaki depan dan belakang sejajar (sikap pasang tertutup). Posisi kedua telapak tangan terbuka. | |
B. Sikap Pasang Dua yakni sikap pasang dengan kuda-kuda tengah serong (sikap pasang tertutup, dengan satu tangan mengepal). | |
C. Sikap Pasang Tiga yakni sikap pasang dengan kuda-kuda samping (sikap pasang tertutup, posisi tangan kanan lurus, tangan kiri bersilang di dada atau sebaliknya. Posisi kedua telapak tangan terbuka menghadap ke atas. | |
D. Sikap Pasang Empat yakni sikap pasang dengan kuda-kuda depan (posisi telapak tangan depan mengepal, telapak tangan yang lainnya terbuka silang di dada). |
Mengapa Mati Lampu?
Listrik memiliki peran penting di era globalisasi. Globalisasi terjadi karena perkembangan teknologi di berbagai bidang, yang didukung oleh peran listrik sebagai sumber energi di dalamnya. Kehidupan warga dunia saat ini menjadi sangat dekat dengan listrik. Listrik menjadi bagian kehidupan dalam keseharian yang tidak terpisahkan. Sehingga, saat arus listrik di rumah mendadak terputus, biasa kita sebut sebagai mati lampu, kejadian tersebut menjadi hal yang cukup mengganggu. Faktor apakah yang menyebabkan hal tersebut terjadi?Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai perusahaan negara yang mengurus bidang kelistrikan sesungguhnya juga tidak menyukai kejadian mati lampu apalagi padam dalam waktu yang cukup lama. Karena hal tersebut akan sangat mengganggu berjalannya proses Pembangkit–Transmisi–Distribusi energi listrik. Faktor-faktor penyebab mati lampu antara lain adalah: Ketidaksiapan pembangkit, gangguan transmisi atau gangguan distribusi. Faktor yang berpengaruh bisa dari luar dan dari dalam. Faktor luar yaitu: gangguan alam seperti petir, pohon, dan hewan yang menyentuh jaringan, atau galian yang menyebabkan kabel tanah rusak. Sedangkan faktor dalam terjadi pada gangguan komponen dan peralatan yang terpasang pada jaringan.
Nah, kita sebagai warga masyarakat pengguna listrik, tentunya dapat membantu untuk mencegah terjadinya faktor luar guna menghindari terjadinya mati lampu. Mari kita bersama-sama ikut menjaga keberadaan listrik di tengah kita.
Jawab pertanyaan berikut berdasarkan teks. Diskusikan bersama teman untuk mendapatkan jawaban yang lengkap dan tepat.
1. Apa topik/gagasan utama bacaan di atas?
Jawab:
Topik atau gagasan utama bacaan diatas adalah peranan penting energi listrik dan faktor penyebab mati lampu.
2. Apa saja penyebab terputusnya aliran listrik dari stasiun pembangkit hingga ke rumah warga?
Jawab:
Penyebab terputusnya aliran listrik dari stasiun pembangkit hingga ke rumah warga diantaranya ketidaksiapan pembangkit, gangguan transmisi atau gangguan distribusi.
3. Bagaimana mencegah terjadinya mati lampu?
Jawab:
Cara mencegah terjadinya mati lampu adalah dengan menjaga keberadaan listrik di tengah kita.
Di era globalisasi ini tentu saja kita perlu memiliki sikap percaya diri. Meskipun kita tidak memiliki beragam benda elektronik, kita tetap harus percaya diri! Simaklah kisah berikut !
Lani adalah siswa kelas 5 SD Nusantara. Ia dikenal sebagai anak yang pintar dan rajin membaca. Ia juga rajin sekolah dan selalu menyelesaikan tugas sekolah tepat waktu. Nilai-nilai ulangannya selalu berada di atas rata-rata nilai teman-teman di kelas. Selain itu, ia juga sangat ramah, ceria, dan suka membantu teman-teman yang mengalami kesulitan saat mengerjakan tugas sekolah.
Hingga pada suatu hari, Lani sedang memakan bekal sekolahnya di kantin sekolah, Beni datang mendekatinya.
Beni: Lani, kuemu tampak enak, sini aku mau kuemu.
Lani: Ini setengah saja ya, karena aku lapar, tadi pagi aku bangun kesiangan jadi tidak sempat sarapan.
Beni: Sini bagi... pokoknya kau harus berikan kuemu! Lihat tuh baju seragammu sangat kumal, sepatumu juga sobek. Berikan kuemu!!
Lani tertegun mendengar perkataan Beni. Ia baru menyadari, bahwa dirinya memang hanya seorang anak miskin penjaja kue keliling. Ayahnya pekerja serabutan yang tidak menentu penghasilannya. Lani memandangi sepatunya yang tampak mulai menganga, juga seragam sekolahnya yang tidak lagi terlihat warna aslinya.
Sejak hari itu, Lani kemudian menjadi anak yang pemurung, ia tampak selalu sedih dan tidak lagi bersemangat untuk pergi ke sekolah.
Diskusikan pertanyaan berikut bersama teman dalam satu kelompok kecil.
1. Bagaimana karakter tokoh Lani dan Beni?
Jawab:
Lani memiliki karakter pemalu, mudah berkecil hati. Sedangkan Beni memiliki karakter sombong dan angkuh.
2. Bagaimana sikap Beni kepada Lani? Apa yang seharusnya Beni lakukan? Jelaskan dan berikan alasan!
Jawab:
Sikap Beni kepada Lani kurang baik. Seharusnya Beni meminta kue milik Lani tidak dengan cara memaksa serta Beni tidak boleh membeda-bedakan teman apakah itu teman yang kaya atau miskin serta Beni tidak boleh merendahkan dan menghinanya.
3. Bagaimana sikap Lani setelah Beni menghinanya? Apa yang sebaiknya Lani lakukan? Jelaskan dan berikan alasan!
Jawab: Sikap Lani setelah Beni menghinanya adalah Lani berubah menjadi pemurung, tampak selalu sedih dan dia jadi tidak bersemangat masuk sekolah. Yang sebaiknya Lani lakukan adalah tetap semangat bersekolah dan jangan pernah minder hanya karena dia anak seorang penjual kue. Karena walaupun dia hanya anak seorang penjual kue dia termasuk anak yang pintar dan rajin membaca.
Kita diciptakan Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dan dengan bakat serta potensi yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan dan perbedaan ekonomi tersebut hendaknya tidak menjadi sumber perpecahan. Perbedaan tersebut juga tidak perlu mempengaruhi rasa percaya diri.
Terus berusaha, kenali potensi diri, kembangkan bakat yang dimiliki untuk menutupi kekurangan diri, serta selalu tampil percaya diri. Hidup saling menghargai dan saling membantu tentunya akan menjadi modal untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara kita.